
Namun manusia adalah makhluk yang paling sombong dan pelupa, sehingga seiring lamanya waktu yang dilaluinya, maka kita akan semakin lupa akan bahasa yang mampu menyatukan dua sisi yang berbeda itu, hingga kita sering kali tak lagi mampu mendengarnya. Sesunggunya setiap kali hati berbicara dengan kita, hanya saja kita tak mau mendengarkannya.
Pertanyaan yang paling sering saya dengar adalah "bagaimana saya untuk dapat berbicara dengan hati?", mungkin kata hati hanya menjadi kiasan dalam bahasa, atau yang lebih sering didengar dengan bahasa hati atau berbicara memakai perasaan, konotasi seperti ini yang kian menjadikan suara yang di ucapkan oleh hati kian tak lagi mampu untuk di terjemahkan. Bahasa hati tidak selamanya berupa kata-kata yang indah, namun bahasa hati adalah sesuatu yang mudah dipahami namun sulit untuk di percaya.
Contoh kasus yang pernah dan hampir setiap orang mengalaminya. Kadang disebagian waktu, ketika kita akan atau ingin melakukan sesuatu, muncul sebuah perasaan akan kemungkinan buruk yang akan terjadi,atau juga ragu yang tiba-tiba datang dalam perasaan. Ini adalah cara hati memulai kepada kita untuk berbicara. Tapi inilah bagian yang paling sulit jika kita tidak pernah mencoba untuk memahaminya, sebenarnya ada dua bagian atau hal dalam keraguan dan kemungkinan buruk dalam bayangan kita sebelum kita melakukan hal yang ingin kita lakukan tersebut.
Pertama, rasa takut yang menghantui perasaan akan sesuatu yang buruk akan terjadi di akhir perjalanan atau hal yang ingin kita lakukan tersebut. Ini sebenarnya adalah kemampuan dasar manusia yang sering disebut analisis kritis. Kemampuan yang didasarkan oleh praduga hasil kedepan melalui proses berpikir yang sangat cepat sehingga kita sering mengatakannya sebagai pirasat buruk. Tugas kita adalah mencari atau memetakan apa yang menjadikan praduga itu muncul. Jika tidak ada satu pun hal yang mampu kita kaitkan dengan ketakutan ini, maka itu hanya suatu ketakutan alami yang dimiliki manusia akan rasa ketidak inginan akan kegagalan atau akhir yang tidak diinginkan. Untuk menghidari hal yang tidak diinginkan itu terjadi, maka yang perlu kita lakukan adalah optimis dan membuang rasa ketakutan itu jauh-jauh, katakan "semuanya akan seperti yang saya inginkan!".
Kedua, rasa ragu atau keberatan untuk melakukan sesuatu. Ini sebenarnya adalah isyarat hati yang di kirimkan kepada perasaan kita akan ketidak siapan kita untuk melakukan hal tersebut.
Ketika hati mengirimkan perasaan itu, sebenarnya itu merupakan hasil pengukuran akan semua aspek yang menyangkut hal yang di perlukan untuk melakukan apa yang kita inginkan atau hal yang akan kita lakukan.
Hati adalah bagian yang paling mengerti kita jika saja kita mencoba mengdengarkan "kata hati".
Jadi, mulailah untuk menyeragamkan bahasa dengan hati.
0 komentar:
Posting Komentar